CV. Under Sky Agency

Tourism - Entertainment - Business Development - Construction

Jihana Gallery and Art

Jihana Gallery and Art merupakan perusahaan online yang masih dalam manajemen CV. Under Sky Agency. Kami menjual barang-barang fashion, handycraft, kesenian hingga barang antik. Tim yang diusung Jihana Gallery and Art merupakan tim berpengalaman dan sudah terbukti dalam hal kinerja maupun kepercayaan

BPC HIPMI Jepara Peduli Anak Yatim

Selasa (7/7) kemarin, HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) Badan Pengurus Cabang Jepara mengadakan acara sosial bertemakan "Berbagi rasa sesama saudara".

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Cerita Penipuan Online

Saat telepon tersambung, suara lelaki sekitar umur 35-40 tahun bernama Bpk. Iskandar menyambut dengan linglung....

Tampilkan postingan dengan label pariwisata. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pariwisata. Tampilkan semua postingan

MENGENAL KAIN TENUN TROSO JEPARA


Selamat datang di celotehan saya kembali, kali ini saya ingin bercerita sedikit tentang Tenun Troso Jepara yang menjadi salah satu icon kota kelahiran R. A. Kartini ini. Saat beranjak dewasa saya kerajinan ini merupakan kerajinan asli Jepara kedua yang saya ketahui (pertama ukir mebel). Setelah saya mulai hobi jalan-jalan, saya mulai mengetahui lainnya seperti monel, gerabah, anyaman, dll. Saat itu, terbesit dalam pikiran saya tenun merupakan kain tradisional yang biasa saja. Namun, ketika saya mulai mencari tahu tentang kebudayaan tersebut, "only 1 word.....beautiful". Melihat teksturnya, keindahan dalam memadu warna dan motif, hingga proses pembuatannya yang lumayan rumit. Pantaslah harganya rata-rata diatas ratusan ribu dan banyak peminatnya.

gapura masuk Sentra Tenun Troso
Saya pernah jalan-jalan dengan rekan baik yang berasal dari Banjarnegara, yaitu Bro Fikri. Saat itu kita datang ke Sentra Tenun Troso Jepara yang terletak di Desa Troso kecamatan Pecangaan yang masih dalam kabupaten Jepara. Disana kita datang ke salah satu showroom sekaligus workshop tenun troso untuk mengenal kerajinan yang mendunia itu.

Ketika kita mengulik proses pembuatannya, yah....seperti yang saya utarakan diatas bahwa prosesnya lumayan rumit. Dimulai dari penyusunan benang yang ditata sejajar (ngeteng plangkan), lalu dikaitkan dengan plangkan atau rangkaian kayu berbentuk kotak yang disebut nali atau mengikat motif dengan tali rafia. Setelah itu adalah penataan motif dan pemberian motif pada benang yang akan di tenun. baru dilanjutkan proses penenunan menggunakan alat tradisional ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) sering disebut Gagrakan.

 Ini saya sewaktu coba ATBM (Photo by CV. UNDER SKY AGENCY)
Saya sewaktu coba ATBM
Untuk motifnya sendiri ada banyak sekali, mulai dari rangrang, baron, endek, dll. Bahkan sekarang kita bisa memesan motif sesuai keinginan, itu semua dilakukan agar para pengrajin tenun dapat memenuhi permintaan pasar serta tetap terjaga pelestariannya. Distribusi kain tenun sangat luas, bahkan kain tenun troso telah dikenal hingga ke seluruh dunia. Salah satu pasar terbesar lokalnya adalah Bali, jadi jika kalian yang tinggal di Jawa tengah dan sering liburan ke Bali sekaligus berbelanja kain tenun, cobalah kalian bandingkan kain tenun yang kalian beli di Bali dengan di Jepara. Pasti hasilnya sama, karena mereka disuplai dari Jepara.

Workshop Tenun Troso
Salah satu inti dari celoteh saya ini, bahwa Jepara merupakan kota kecil yang ragam budaya dan indah alamnya. Kalian coba liburan ke Jepara, ada puluhan pantai eksotik, pulau Panjang, Pulau Karimunjawa yang indah, gunung, pusat kopi, kebudayaan agama yang bagus, ragam kesenian yang menawan, beberapa air terjun yang menyejukkan, warganya yang ramah, aneka kerajinan yang lengkap (Troso, gerabah, mebel, ukir, patung, kaligrafi, monel, anyaman, dll), dan masih banyak lagi.
Amazing for jepara!!!

Thanks untuk para pembaca, semoga tulisan ini menginspirasi dan bermanfaat. Tetap semangat jalani aktifitas, bangga menjadi Indonesia

Marine Marvel

Pemuteran is an ideal destination to enjoy peace, 
quiet and a stunning underwater temple.

           After a crazy week of work in Jakarta (or any of Indonesia's major cities), a weekend of diving in Bali - easily accessible, ever diver friends and I decided to make the most of it, heading off on a Friday morning to get in some fun dives at a new site for us - the underwater temple garden at Pemuteran.
           Pemuteran, in north Bali, is 30 kilometers from Gilimanuk Harbor, which link java and Bali. It's a four hour ride from Denpasar through beautiful countryside beaches on one side and green mountains on another, is a great place for relaxing.
           To be sure, we took our time getting there. Having arrived in Bali on the earliest flight from Jakarta, we had originally told the dive center in Pemuteran that we planned to do one afternoon dive followed by a night dive. But by the time we reached Adi Assri Hotel several hours later (after numerous food, coffee, photo and toilet breaks), we were tempted to cancel the sunset dive also, and just sip cocktails by the resort's pool overlooking the sea.

Night Life
           Luckily for us, though, Paul Turley from Sea Rovers Dive Center convinced us to overcome our laziness and do the sunset dive in the house reef, known as Pirates Bay, just a few meters from the dive center.
           Upon our arrival at the black-sand seafloor 10-12 meters below the surface, we were greeted by an army of pipefish. Whereas in the daytime these beautiful creatures flee from divers, our flashlight beams seemed to attract them. In more than 1,500 dives, never have I seen as many as pipefish in one place.
           During our 70-minutes dive, we encountered all sorts of wonderful critters on black sand, among them a massive school of razor fish, catfish, scorpionfish, lionfish, devilfish, seamoths, banded coral shrimps and hermit crabs. On surfacing, we couldn't stop raving about our discoveries.

Temple Time
           A main attraction for coming all the way here to dive is the underwater temple complex. As it's 30 meters below the surface - deep! - it was the site of our first dive (for safety reasons, the deepest dive on a day should be done first). It's also recommended to dive this site in the morning before the current gets too strong and makes it difficult to reach the temple.
           After a 10-minute boat ride, we were dropped off at a buoy attached by a rope to the temple at 30 meters. One by one, we made our way down, clinging on to the soft coral-covered rope.
           Because of the depth, the atmosphere around the temple complex is eerily silent and dim. We were all astounded by the site of the typical Balinese temple gate, which made us fantasize about an  ancient, sunken kingdom. Along with the gate are a temple wall, and numerous statues of Buddha, Ganesha and turtles.

By : Fransiska Anggraini (Weekender Magazine)

Penataan PKL Objek Wisata Jadi Prioritas



KOTA-Penataan pedagang kaki lima (PKL) di objek-objek wisata yang dikelola Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jepara menjadi prioritas saat ini. Langkah pembangunan sarana dan prasarana sudah dilakukan guna mendukung upaya tersebut. Hal itu disampaikan Kabid Pengelolaan dan Pengembangan Pariwisata pada Disparbud Jepara Zamroni Lestiaza.
Menurut Zamroni, penataan PKL agar terlihat rapi akan berpengaruh pada kenyamanan wisatawan. Konsentrasi itu akan semakin meningkat, mengingat moment libur panjang bagi para pelajar tidak lama lagi akan datang. "Secara ideal, penataan PKL selalu menjadi prioritas agar dari waktu ke waktu semakin baik, " ucapnya.

Dia menyebutkan, di PAntai Kartini sudah berlangsung pembangunan kios baru. 13 kios dibangun dengan bantuan dari Pemerintah Pusat. Namun, hingga saat ini masih belum ada kepastian kapan akan diserahkan.
"Penyerahan dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Provinsi sudah. Saat ini, tinggal dari Pemerintah Provinsi ke Pemerintah Kabupaten. Kami sudah menanyakan soal penyerahan itu," ungkap Zamroni.
Karena belum ada penyerahan, lanjut dia, pihaknya belum bisa menata secara maksimal terhadap PKL. Selain kios, pihaknya juga masih menunggu penyerahan panggung hiburan dan juga kolam kecek. "Selain menunggu, kami tetap bersiap karena akan datang liburan panjang. Yang kami lakukan adalah perawatan rutin seperti pengecatan agar tampak indah,"" paparnya.

Kunjungan Wisatawan
Dalam kesempatan itu, Zamroni juga memberi informasi tentang penggantian kursi manajer Pantai Kartini. Manajer lama H. Djarwono yang memasuki masa pensiun digantikan Joko Wahyu S. yang sebelumnya manajer Museum Kartini. Selain itu, Joko juga masih ditunjuk merangkap menjadi manajer di Wisata Kuliner Pantai Pungkruk.
"Joko masih merangkap karena dinilai yang paling mampu. Kemudian pengganti Joko di museum Kartini adalah Subianto yang sebelumnya bertugas sebagai staf Bidang Kebudayaan Disparbud Jepara," kata Zamroni.
Dengan penggantian itu, Zamroni memiliki harapan agar pengembangan dua objek wisata itu makin baik di masa mendatang. Selain penataan PKL juga ketertiban lingkungan wisata secara umum semakin baik.
"Kalau untuk penataan PKL di Pantai Kartini yang masih perlu diperhatikan adalah yang di barat Kura-Kura Ocean Park (KOP)," tuturnya.
Disinggung soal perkiraan kunjungan wisatawan selama masa liburan sekolah, Zamroni menyebutkan, bisa puluhan ribu. Itu berdasar dari perincian, kunjungan di Pantai Kartini dan Pantai Bandengan bisa lebih dari 30.000 orang. Selain itu, ada Karimunjawa dan Pantai Benteng Portugis yang mencapai  2.000 pengunjung.
"Kunjungan terbanyak tetap saat momen Lebaran (Idul Fitri). Tapi, kami tetap berharap kunjungan saat liburan juga bisa maksimal. Untuk Karimunjawa mungkin selama liburan juga kurang maksimal dengan kondisi cuaca yang sudah mulai masuk timuran," papar Zamroni.

Source : Suara Merdeka

Lobster Bar at Bayfront Villa Jepara


Lobster Bar @ Bayfront Villa Jepara
Restoran yang terletak di Jl. Universitas Dipenogoro Teluk Awur Jepara ini memiliki tempat yang strategis dengan pemandangan langsung menuju pantai dan suasana tenang diantara persawahan Desa Teluk Awur sehingga cocok bagi para pebisnis dan keluarga yang ingin makan malam ataupun menikmati liburan. Dengan konsep outdoor, indoor dan mini gazebo di pinggir pantainya membuat konsumen dapat memilih tempat makan sesuai yang diinginkan.

Tempat mengadakan acara yang nyaman, itu juga termasuk dalam sebuah konsep dari Lobster Bar. Suasana jauh dari pemukiman penduduk, nyaman, keamanan terjamin, menu yang banyak pilihan serta sesuai budget yang dimiliki dan lahan parkir yang cukup luas. Dengan kualitas yang dimiliki membuat Lobster Bar sering mendapat reservasi untuk acara-acara bahkan meeting perusahaan dari luar kota.

Kenapa dinamakan Lobster Bar??
Ya, tentu saja menu sajian Lobster yang menjadi ikon restoran yang satu manajemen dengan Bayfront Villa Jepara ini. Menu fresh seafood di Lobster Bar bervariasi, mulai dari lobster, kerapu, kepiting, dan ikan patin semua sebelum disajikan masih dalam keadaan hidup (fresh). Dengan olahan chef dari Lobster Bar, menjadikan menu fresh seafood yang akan menggoyang lidah dan memanjakan tamu di Lobster Bar.

Bagi yang tidak menyukai seafood, apakah tetap bisa makan di Lobster Bar??
jawabannya tentu sangat bisa, karena Lobster bar juga menyediakan Western food dan Asian food. Mulai dari appetizer, fresh salad, soup, main course, hingga dessert semua tersaji di Lobster Bar.Seperti yang tertulis diatas, bahwa pengolahan bahan makanan di pegang oleh chef dari Lobster Bar yang akan memanjakan lidah penikmatnya.

Tanpa berpikir panjang dan membuat pilihan, tentu Lobster Bar akan menutup kebimbangan menjadi satu kepastian untuk menikmati fresh seafood di Jepara menuju Lobster Bar di Bayfront Villa Jepara. Lebih dari sekedar rasa lapar untuk datang ke Lobster Bar melainkan rasa ingin mencoba dan ingin kembali lagi.



Jika Anda ingin mengadakan acara (pernikahan, pesta, meeting, dll) di Lobster bar, silahkan hubungi Under Sky Agency.

JACT Charity Night


JACT Charity Night

JACT (Jepara Air Soft and Cosplay Team) adalah salah satu komunitas unik di kota Jepara yang anggotanya mayoritas masih menyandang status pelajar maupun para pemuda-pemudi yang sudah bekerja. Dengan persatuan dan jiwa solidaritas yang tetanam di diri para anggotanya, JACT akan mengadakan malam amal yang lebih apresiatif dan eksploratif. Tujuan utamanya sangat jelas dan tidak terlalu muluk-muluk, yaitu membantu salah satu warga Desa Margoyoso Gg. Kauan 3 No.72 RT 06/RW 03 Kalinyamatan Jepara 59467 yang bernama Nurul Mu'asyiroh yang mengidap penyakit tumor mata sehingga diharuskan operasi. Operasi tersebut membutuhkan dana kurang lebih 50 juta rupiah, sedangkan orang tua Nurul kurang mampu untuk membiayainya.
Dengan semangat, kerja sama tim, dan bantuan dari beberapa pihak personal maupun perusahaan yang mau ikut berpartisipasi, JACT menetapkan bahwa realisasi JACT Charity Night akan diadakan pada tanggal 23 Februari 2013 malam di Alun-alun kota Jepara. Dilihat dari sisi penetapan waktu dan tempat sangatlah bagus dan berpotensi karena tepat saat malam minggu serta berlokasi di pusat kota Jepara yang sangat padat pengunjung ketika malam minggu.
Dari hasil time & location setting sudah memberi prospek hasil yang sangat baik, "tapi tinggal warga jepara mas, mereka peduli apa enggak.....rame kayak apaan tau tapi kalo warganya punya ego tinggi dan enggak punya rasa solidaritas juga hasilnya DISSAPOINTED" komentar salah satu warga yang mengetahui akan ada acara tersebut. Selama niat dan perbuatan kitarealisasikan terutama acara ini untuk beramal dan mengumpulkan sumbangan jadi hasil berapapun adalah anugerah dari Tuhan YME, harus kita syukuri.


Jepara adalah kota kita, desa kita, tanah lahir kita, tanah lahirnya emansipasi wanita, tanah wisata yang indah dan penuh dengan kekayaan alam jadi mari kita bergotong royong untuk memajukan Jepara dan saling membantu sesama warga..... jadilah seorang yang Talkless do more bukan orang yang No action talk only

Hidup Jepara, hidup komunitas-komunitas yang positif.....

Karimunjawa Diakui Semarang


KOTA - Memasuki tahun kunjungan Jawa Tengah 2013, pemerintah Provinsi Jawa Tengah gencar melakukan promosi. Ada tiga destinasi utama yang ditawarkan pada wisatawan, yaitu Borobudur  (Magelang), Sangiran (Solo), dan Karimunjawa (Semarang). Di berbagai media promosi, tiga destinasi utama itu selalu dimunculkan. Seperti di laman resmi program visit Jateng, visitjawatengah.com.
Sayangnya, dalam program sebesar ini nampak tak ada koordinasi antara pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten/kota. Karimunjawa yang secara teritorial masuk dalam wilayah Kabupaten Jepara, dengan serta-merta menjadi andalan destinasi bagi Kota Semarang.
“Pemerintah Jepara tahu kalau Karimunjawa sebagai salah satu destinasi Visit Jateng 2013, tapi tidak diberitahu sebagai bagian destinasi untuk Semarang,” ujar Mulyaji, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jepara.
Lebih lanjut kepala dinas yang biasa disapa Lilik itu memaparkan, sampai saat ini wisatawan yang berkunjung ke Karimunjawa lebih banyak melalui Jepara. Jadi, kalau Karimunjawa dalam promosi visit Jateng dimasukan dalam distinasi Kota Semarang jelas merugikan Jepara. “Yang dari Semarang paling hanya 20%,” katanya.
Dalam satu bulan terakhir, Dinas Pariwisata Jepara mencatat belum ada lonjakan wisatan yang signifikan. Sejauh ini, kapal-kapal yang melayani penyebrangan ke Karimunjawa masih banyak mengangkut warga Jepara yang mempunyai kepetingan di Karimunjawa atau sebaliknya.
“Mungkin masih dipengaruhi musim baratan, sehingga banyak wisatawan yang khawatir setelah di Karimunjawa tidak bisa kembali ke Jepara sesuai waktu yang telah direncanakan,” terang Lilik. (JR-Jaringnews.com)